Pantai Baron Gunung Kidul, Pantai dengan Dua Tebing Pemecah Ombak Raksasa

by - September 12, 2016

Matahari perlahan-lahan menampakkan batang hidungnya ketika kendaraan yang membawa kami mulai memasuki kawasan gunung kidul. Tidak terlalu banyak kendaraan berlalu lalang, yang terlihat hanyalah hamparan bukit-bukit hijau yang cukup menawan dan menyejukkan mata. 

Angin berhembus sepoi-sepoi. Aura dingin dan menyegarkan pun semakin terasa ketika kami mulai memasuki area pantai baron. Suara riuh para pedagang makanan laut yang menjajakan dagangan dipadukan dengan deburan ombak ganas  seolah membisikkan kedua telinga untuk segera mempercepat langkah menuju  pesisir pantai.

pantai baron. keindahan pantai baron, cerita perjalanan, wisata gunung kidul
Pesona Pantai Baron,Gunung Kidul, Yogyakarta
Setelah melewati deretan kios pedagang laut yang cukup panjang, kami pun akhirnya tiba di tepi pantai. Takjub sekejap melirik pemandangan yang disuguhkan. Hamparan pasir putih nan halus dengan ombak dasyat yang menghempas seakan menjadi penawar lelah setelah berjalan jauh. 

Deretan perahu nelayan, tebing karang dengan laut biru yang memukau serta dua bukit yang mengapit pantai ini seolah menjadi aksesories yang membuat pantai baron memiliki sisi unik tersendiri. 

Dari bibir pantai ini akan mulai terlihat sebuah mercusuar berdiri dengan gagahnya menjulang tinggi ke langit yang mengingatkan kita pada sebuah drama korea berjudul orange marmalede. Sementara dari sisi yang berlawanan dengan mercusuar juga terdapat sungai dengan air yang nampak hijau mengalir ke arah pantai dengan tenangnya.

Pesona Cantiknya Alam Pantai Baron Gunung Kidul


Sejenak beristirahat dari perjalanan, kami pun memutuskan untuk mengunjungi spot-spot menarik dari pantai baron. Kawasan pantai saat itu sudah mulai ramai. Terlihat banyak pengunjung yang bertebaran di sepanjang pantai. Beberapa anak muda tampak sedang asyik bercengkerama di bibir pantai sambil sesekali bergaya di depan kamera. 

Sementara beberapa rombongan lainnya terlihat begitu santai di atas tikar hammock dengan es kelapa muda di satu sisi tangan mereka. Tebing-tebing karang yang berdiri tegap menantang ombak ganas seolah menjadi tontonan seru yang melengkapi liburan di pantai baron.

Setelah puas menikmati kecantikan eksotik daerah pantai dengan ombaknya yang tidak pernah tenang, kami juga dibuat penasaran dengan keberadaan sebuah menara yang menjulang tinggi di sebelah timur pantai baron. 

Tanpa pikir panjang kami pun langsung bergegas menuju tempat menara itu berpijak. Menara itu tak lain adalah sebuah mercusuar yang sengaja dibangun untuk menambah atraksi wisata di pantai tersebut. 

Dengan mengeluarkan uang Rp.5.000 kita sudah diperbolehkan menaiki mercusuar dan menikmati landscape Gunung Kidul dengan hamparan alam yang menakjubkan. Untuk sampai di puncak mercusuar memang bukan sesuatu yang mudah, kita harus melewati 9 lantai yang dihubungkan dengan tangga berbentuk spiral yang semakin kecil dan menyempit di bagian atasnya. 

Adrenalin semakin berdesir ketika kaki mulai menaiki tangga ke-7, karena bukan tangga spiral lagi yang harus kita lewati melainkan sebuah tangga vertikal yang licin dan cukup menantang nyali.

Untuk menaiki tangga tersebut kita harus melepas alas kaki terlebih dahulu untuk bisa sampai di puncak tanpa hambatan. Setelah bersusah payah melewati tangga maut ini, barulah kita bisa menikmati bentangan alam yang luar biasa menakubkan. 

Deretan perbukitan karst yang membentang di sebelah utara berpadu dengan tebing-tebing karang yang dengan tangguhnya memecah ombak pantai selatan yang terkenal garang, sungguh membuat setiap orang berdecak kagum menatap pesona alam yang sungguh spektakuler ini. 

Rasa lelah dan takut pun segera terbayarkan ketika hamparan laut biru nan elok terlihat begitu nyata di depan mata. Tempat dengan latar indah ini sering sekali dijadikan background untuk berofoto ria dengan sahabat maupun kenalan baru. namun kita juga perlu waspada jika sewaktu-waktu angin kencang berhembus dari laut.

Setelah berjam-jam berkeliling menikmati pesona pantai di ujung selatan Jogja yang sejuk nan elok ini, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Cahaya emas perlahan-lahan mulai menghilang dari permukaan laut, langit pun semakin gelap. Sore itu sang mentari menutup hari dengan begitu manis dan romantis.  Sungguh pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan.

You May Also Like

0 comments